Minggu, 09 Agustus 2015

Formulir pndaftaran pelatihan konselor sebaya

Halo gaeessss !!!
Come and join us dalam acara "Pelatihan, Pendidikan dan Konselor Sebaya".
Acara ini bakal bawa harapan baru buat kalian.
Disini, kalian bakal dapet ilmu leadership, konseling, dan kesehatan reproduksi remaja.
Juga bakal ada hiburan dan banyak game seru yang dijamin bikin kalian lupa waktu.

Fasilitas :
1. Transportasi 3 hari
2. Akomodasi (konsumsi dan tempat) 3 hari
3. Sertifikat bawa pulang
Semuanya, GRATISSSS...

Syaratnya :
1. Harus berumur dibawah 24 tahun.
2. Aktif dan memiliki pengalaman organisasi.
3. Siap mengikuti pelatihan selama 3 hari.

Batas pendaftaran tanggal 24 Agustus.
Buruuann... Peserta TERBATAS.

Download formulir pendaftaran di bawah ini
Dan kirim ke email new.aurademon@gmail.com

Acara ini bekerjasama dengan International Counsil on Management of Populatin Programmes (ICOMP),Lembaga donor dunia FORD FOUNDATION dan PIK-M CERAH UNRAM.

Info lebih lanjut hubungi mbaq Ade 085337324870

download formulir pendaftaran  klik disini

Rabu, 07 Januari 2015

Laporan Pengujian Lemak Praktikum Biokimia Umum

ACARA IV
PENGUJIAN LEMAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform, benzene atau eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun kloroform, benzene atau eter. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya,  sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya (Poedjadi, 2009). Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mengetahuai pengaruh jenis pelarut terhadap sifat kelarutan lemak, mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai jenis lemak, dan mengetahui sifat penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).
Tujuan Praktikum
          Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahuai pengaruh jenis pelarut terhadap sifat kelarutan lemak, mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai jenis lemak, dan mengetahui sifat penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).



TINJAUAN PUSTAKA
          Lipid adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat pada plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi dengan pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan tetraklormetana. Lipid penting karena memilki nilai energi yang tinggi, bahan isolasi dan pelindung yang terdapat pada jaringan-jaringan dibawah kulit dan mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan syaraf (Riawan, 2009).
          Lemak adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting pada kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi, bagian dari membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel, isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ  tubuh serta pelarut vitamin A, D, E dan K. Penambhan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram lemak yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
          Minyak dan lemak termasuk lipid netral. Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita yaitu sebagai sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E dan K. Setiap gram lemak mengandung 2,25 kali dari jumlah kalori yang dihasilkan oleh satu gram protein atau karbohidrat. Satu gram minyak atau lipid dapat menghasilkan 9 kkal/gram, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam  lemak esensial seperti asam linoleat, asam linolenat dan asam arkidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol (Winarno dalam Oktaviani, 2009).
          Asam lemak adalah bagian penting dari seluruh jaringan tubuh dan merupakan bagian utama senyawa fodpolipid membran sel. Dalam tubuh, asam lemak tidak hanya diperkukan untuk sintesa membran, modifikasi protein dan kabohidrat, pembangunan beberapa elemen struktur dalam sel dan jaringan, menghasilkan senyawa penanda dan bahan bakar, tetapi juga untuk melarutkan berbagai macam bagian seluler serta ekstraseluler yang sulit larut dan  nonpolar (Tuminah, 2010).
          Secara kimia, lemak dibagi menjadi tiga yaitu lemak sederhana, lemak majemuk dan turunan lemak. Lemak sederhana yaitu apabila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, biasanya berupa gliserol serta menghasilkan asam lemak. Lemak majemuk yaitu apabila dihidrolisis akan mengahasilkan alkohol, asam lemak dan senyawa lainnya seperti fosfat, asam amino, basa organik, seperti kolin atau betain. Lemak majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan air. Turunan lemak yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu, yang termasuk dalam kelompok ini adalah gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh) (Sistiawan, 2011).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
                  Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 November 2014 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a.  Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes, gelas piala, filler, rak tabung reaksi, kertas label, tissue dan erlenmeyer.
b.  Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah kloroform, aquades, etanol, minyak baru, minyak bekas, sabun 1 %,  deterjen 1 %, CaCl2 0,5 %, MgCl2 0,5 %, FeCl2 0,5 %, asam asetat kloroform dan I2.
Prosedur Kerja






HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Jenis Pelarut Terhadap Kelarutan Lemak
Jenis Pelarut
Minyak Goreng
Aquades
Atas kuning keruh, bawah putih bening (tidak terlarut)
Kloroform
Kuning bening (terlarut)
Etanol
Atas putih keruh, bawah kuning bawah (tidak menyatu)

Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Sifat Penyabunan dari Dua Jenis Garam Asam Lemak
Larutan Uji
Sabun
Deterjen
CaCl2 0,5 %
+3
+2
MgCl2 0,5 %
+2
+2
FeCL2 0,5 %
+1
+1
Aquades
+3
+3
Minyak
+2
+1
Keterangan   : +1     : Sedikit Busa
                    +2     : Banyak Busa
                    +3     : Sangat banyak Busa

Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Uji Ketidakjenuhan Dua Jenis Minyak
Sampel
Warna Iodin
Setelah 5 Menit dalam Suhu Kamar
Aquades
++
Sebagai control
Minyak Baru
+
Kejenuhan turun, intensitas
Minyak Bekas
+++
Iodium tidak terikat, ikatan rangkap
Keterangan   :
                  +         = Merah Muda Bening
                    ++    = Merah Muda
                    +++  = Merah Muda Keras



PEMBAHASAN
          Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzene dan hidrokarbon lainnya. Lemak sederhana merupakan eter dari asam lemak. Hidrolisis dari suatu lemak akan dihasilkan suatu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Lemak dan minyak keduanya adalah lemak sederhana, perbedaannya terletak pada banyaknya ikatan rangkap (ketidakjenuhan). Lemak air dalam tempratur kamar disebut minyak (oil), sedangkan yang berbentuk padat disebut lemak (fat) (Andriyanto, 2013).
          Uji kelarutan lemak terhadap tiga pelarut yang digunakan yaitu kloroform, aquades, dan etanol. Setelah masing-masing pelarut tersebut ditambahkan 2 ml minyak terjadi penyatuan atau terlarut hanya pada kloroform, sedangkan pada aquades dan etanol tidak terjadi. Penyatuan yang terjadi dikarenakan kloroform merupakan larutan non-polar sehingga adanya momen dipole pada zat terlarut maupun pelarutnya sehingga mampu berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya. Ketidaklarutan yang terjadi pada aquades dan etanol disebabkan karena kedua larutan tersebut merupakan larutan polar sedangkan minyak tidak larut dalam larutan polar sehingga sukar terjadinya penyatuan antara kedua larutan tersebut dengan minyak. Pada aquades, minyak berada pada bagian atas larutan karena massa jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air. Sedangkan pada etanol, minyak berada pada bagian bawah karena massa jenis etanol lebih kecil daripada massa jenis minyak.
          Uji penyabunan lemak digunakan 5 jenis larutan yaitu CaCl2 0,5 %pada gelas piala 1 dan 5,  MgCl2 0,5 % pada gelas piala 2 dan 6, FeCl2 0,5 % pada gelas piala 3 dan 7, aquades pada gelas piala 4 dan 8, minyak pada gelas piala 5 dan 10. Gelas piala 1-5 diberi sabun sedangkan gelas piala 6-10 diberi deterjen. Larutan CaCl2 yang diberikan sabun menghasilkan sangat banyak sabun sedangkan yang diberikan deterjen menghasilkan banayak sabun. Larutan MgCl2 pada kedua gelas piala yang masing-masing diisi sabun dan deterjen menghasilkan banyak busa. Larutan FeCl3 menghasilkan sedikit busa pada kedua gelas pila. Larutan aquades pada kedua gelas piala menghasilkan sangat banyak busa dikarenakan air merupakan senyawa polar dan sabun alkalinya bersifat non-polar sehingga ada gaya tarik menarik yang mengakibatkan gumpalan-gumpalan berbentuk koloid  yaitu busa, aquades merupakan jenis air yang tidak atau bukan sadah sehingga menghasilkan sedikit busa. Larutan minyak yang diberikan sabun menghasilkan banyak busa dan pada deterjen menghasilkan sedikit busa. Dari hasil yang didapat diketahui bahwa hamper pada semua larutan, yang diberikan sabun menhasilkan busa yang lebih banyak dibandingkan larutan yang diberikan deterjen. Ini disebabkan karena adanya kesadahan air pada larutan tersebut. Air sadah merupakan air yang mengandung logam-logam seperti Cu2+,  Mg2+, Fe2+ dan lain sebagainya. Kesadahan air dapat menurunkan efesiensi dari sabun dan deterjen. Ini dibuktikan dengan adanya perbedaan jumlah busa yang dihasilkan antara sabun dan deterjen ini dikarenakan sabun dan deterjen memilki sufaktor yaitu senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Jadi sabun memilki efisiensi yang lebih besar disbanding dengan efisiensi deterjen karena sabun menghasilkan lebih banyak busa dibandingkan dengan deterjen pada air sadah. Semakin banyak busa yang dihasilkan setiap larutan menandakan tingkat penyabunan yang terjadi semakin tinggi.
          Uji ketidakjenuhan lemak, percobaan ini  bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan tidak jenuh. Pada percobaan ini digunakan 3 jenis sampel yaitu aquades, minyak baru dan minyak bekas setiap larutan kemudian ditambahkan asam asetat kloroform dan larutan iodium dan digoyangkan agar tercampur. Pada larutan aquades setelah ditetesi larutan iodium menghasilkan warna merah muda, warna ini merupakan warna netral karena aquades hanya sebagai control. Pada larutan minyak baru menghasilkan warna merah muda bening, warna iodium pada larutan apling pudar daripada yang lain disebabkan karena minyak baru mempunyai ikatan rangkap paling banyak daripada yang lain. Iodium tersebut mereduksi  ikatan rangkap pada minyak baru menjadi ikatan tunggal, karena banyaknya ikatan rangkap yang diputus, maka warna iodium semakin pudar. Pada larutan minyak bekas menhasilkan warna merah muda keras karena tidak terjadi pemutusan rantai rangkap oleh iodium. Iodium tidak mampu lagi memutuskan rantai rangkap pada minyak bekas, karena minyak bekas sudah mengalami proses pemanasan yang terus menerus sehingga terhidrolisis dan rantai rangkapnya menjadi ikatan rantai rangkap tidak jenuh. Ketidakjenuhan pada lemak ditunjukkan dengan kepudaran warna iodium. Semakin pudar warna iodium, maka sampel semakin tidak jenuh yaitu pada minyak baru.



KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.  Lemak adalah senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air, tetapi larut pada larutan nonplar seperti kloroform, eter, atau benzene.
2.  Kelarutan lemak terjadi pada larutan nonpolar yaitu, kloroform, sedangkan pada aquades dan etanol tidak terjadi penyatuan karena merupakan larutan nonpolar.
3.  Kesadahan air dapat menurunkan efisiensi dari sabun dan deterjen, ini dibuktikan dengan adanya perbedaan jumlah busa yang dihasilkan dari sabun lebih banyak dibandingkan deterjen.
4.  Ketidakjenuhan suatu sampel yang ditandai dengan kepudaran warna dari iodium disebabkan karena larutan iodium memutuskan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
5.  Sabun menghasilkan busa yang banyak dibandingkan dengan deterjen, semakin banyak busa yang dihasilkan menandakan tingkat penyabunan yang terjadi semakin tinggi.

Nb : Daftar Pustaka ada Di halaman yang berbeda ^_^ Klik Disini

Daftar Pustaka Laporan Biokimia Umum

Ini adalah daftar pustaka dari semua laporan Biokimia, silahkan cari sendiri ya... ^_^
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1, 2013. MSDS Asam Sulfat H2SO4. http://mbingboo29.blogspot.com/20 13/01/msds-asam-sulfat,h2so4.html. (Diakses tanggal 15 Oktober 2014).
Anonim2, 2012. MSDS Garam. http://kimorg7.blogspot.com/2012/09/msds-garam. html. (Diakses tanggal 15 Oktober 2014).
Arofah, C, 2010. Identifikasi Kesalahan Konsep Buffer pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 5 Malang. Jurnal Penelitian. Vol. 2 (34): 1-14.
Azam K., 2012. MSDS Natrium Karbonat.http://khoirulazam89.blogspot.com/2012 /03/msds-natrium-karbonat.html.  (Diakses tanggal 15 Oktober 2014).
Budiman, A.K, 2009. Protein dan Asam Amino. Universitas Sumatra Utara. Sumatra.
Djakani, H, dkk, 2013. Gambaran kadar Gula Darah Puasa pada laki-laki Usia 40-59 Tahun. Jurnal e-Biomedik. Vol. 1 (1): 71-75.
Fessenden, R.J., 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Binarupa Aksara. Jakarta.
Fitria, 2013. Larutan Penyagga. http://fitriadewi80. blogspot.com /2013/05 /larutan- penyagga.html. (Diakses tanggal 04 Desember 2014).
Imam, K, 2010. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press. Jakarta.
Kalsum, 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Gramedia.  Jakarta.
Manruw, 2010. Pengantar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Martoharsono, S., 2008. Biokimia 2. UGM-Press. Yogyakarta.
Milady, 2009. Larutan Penyagga. Universitas Indonesia. Jakarta.
Oktavia, F.I., 2014, Hidrolisis Enzimatik Ampas Tebu (Bagasse) Memanfaatkan Enzim Selulosa dari Mikrofungsi Trichoderma Reseei dan Aspergillus Niges Sebagai Katalisator dengan Petreatment Microwave. Jurnal Keteknikan  Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol. 2 (3): 256-262.
Oktaviana, N. D., 2009. Hubungan Lamanya Pemanasan dengan Kerusakan Minyak Goreng Ditinjau dari Bilangan Polisakarida. Jurnal Biokimia. Vol.  1 (1): 31-35.
Padmono, D., 2007. Kemampuan Alkalinitas Kapasitas Penyangga (Buffer Capasity) Dalam Sistem Anaerobik Fixed Bed. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. 8 (2): 119-127.
Poedjadi, M., 2008. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Poedjadi, M., 2009. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.
Poedjiadi, M., 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI Press. Jakarta
Prabowo E., 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung Mangkurat. Banjar baru.
Pranata, C.F, 2004. Kimia dasar 2 : commoa Textbook. UM Press. Malang.
Primacitra, D.Y.,2014,Pengaruh Penambahan Probiotik (lactoba cillus.sp) dalam Pakan Terhadap Energi Metabolisme, Kecernaan Proton dan Aktivitas Enzim Burung Puyu. Jurnal Ternak Tropika. Vol. 15 (1): 74-79.
Pujiyanti, 2008. Menjelajah Dunia Biologi Platinum. Jakarta.
Purwo, A., 2010. Biokimia Konsep-Konsep Dasar. ITB Press. Bandung.
Riawan, M., 2010. Minyak Sumber penanganan, pengolahan, dan Pemurnian. ITB. Bandung.
Rohman, T., 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia Serta Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia. Banjarbaru.
Sartika, R. A. D. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak   Trans Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol 2 (4) : 154 160.
Setiawati, 2009.  Biokimia I. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Sirajuddin, S., dan Najamuddin U., 2011. Biokimia. UNHAS-Press. Makassar.
Sistiawan, W. 2011. Modul Praktikum Biokimia. Universitas Muhammadiyah       Sukabumi. Sukabumi.
Soenardi, 2008. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Universitas Ilmu Pangan dan Gizi. Jakarta.
Sumardjo, D., 2006. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. EGC. Jakarta.
Tuminah, S., 2010. Efek Perbedaan Sumber dan Struktur Kimia Asam Lemak Jenuh Terhadap Kesehatan. Jurnal Penelitian Kesehatan. Vol. 38 (1): 43-51
Umar, S., 2008. Analisis Karbohidrat. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. UM Press. Malang.
Waltor M., 2010. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta. Jakarta.
Wirahadikusuma, M., 2008. Biokimia Protein Enzim dan Asam Nukleat. ITB- Press. Bandung.
Wiratmaja, I. G., dkk., 2011. Pembuatan Etanol Generasi Kedua dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma cattonii sebagai Bahan Baku. Jurnal ilmiah teknik mesin. Vol. 5 (1): 75-84.
Yuniarti, H., dkk., 2012. Komponen Bioaktif Protein dan Lemak Dalam Susu Kuda Liar. Jurnal Peneletian Kesehatan. Vol. 40 (2): 66-74.

Zulfiky, 2009. Kimia Analisis Farmasi. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Laporan Pengujian Protein Praktikum Biokimia Umum

ACARA III
PENGUJIAN PROTEIN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
          Protein merupakan suatu polipeptida yang memilki struktur primer, sekunder, tersier dan kuartier. Penentuan konsentrasi protein merupakan proses yang rutin digunakan dalam kerja Biokimia. Ada beberapa metode yang bias digunakan dalam rangka penentuan konsentrasi protein, yaitu Uji Ninhidrin, Uji Biuret dan lain sebagainya. Masing-masing metode mempunyai kekurangan dan kelebihan pemilihan metode yang terbaik dan tepat untuk suatu pengukuran bergantung pada beberapa faktor seperti misalnya, banyaknya material atau sampel yang tersedia untuk melakukan pengukuran dan alat yang tersedia (Hermansyah, 2012). Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini untuk mengidentifikasi adanya gugus a-asam amino bebas pada suatu bahan, untuk mengidentifikasi adanya ikatan peptide suatu larutan, untuk mengidentifikasi gugus R asam amino, yang mengandung sulfur dan mengidentifikasi titik isoelektrik protein.

Tujuan Praktikum
          Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi adanya gugus a-asam amino bebas pada suatu bahan, untuk mengidentifikasi adanya ikatan peptide suatu larutan, untuk mengidentifikasi gugus R asam amino, yang mengandung sulfur dan mengidentifikasi titik isoelektrik protein.
TINJAUAN PUSTAKA
          Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup yang tersusun atas unit-unit molekul kecil penyusun yaitu asam amino dirangkai satu sama lain dengan ikatan peptida dan berfungsi sebagai unsur pembentuk struktur sel dan penghasil energi. Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N serta mengandung fosfor dan belerang (Winarno dalam Purnomo, 2012).
          Bagi manusia ada 8 asam amino yang harus dipenuhi dari diet sehari-hari. Metionin, histidin dan sistein ini sangat penting bagi pertumbuhan anak-anak. Histin merupakan satu dari 20 asam amino dasar yang ada dalam protein. Histidin ini berfungsi prekursor hestamin, suatu amina yang berperan dalam sisitem syaraf. Metionin bersama-sama dengan sistein (asam amino non esensial) adalah asam amino yang memiliki atom S yang sangat penting dalam sintesis protein. Asam amino ini bagi manusia bersifat esensial, sehingga harus dipenuhi dari bahan pangan. Sumber utama metionin adalah susu, daging, ikan, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan (Yuniati, 2012).
          Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki gugus fungsional alkarboksil (-COOH) dan amina (-NH2). Dalam Biokimia seringkali pengertiannya dipersempit keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C “alfa” atau a). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus aminino memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik. Cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion (Budiman, 2009).
          Kelarutan protein didalam suatu cairan sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memilki titik isoelektrik yang berbeda-beda (Poedjadi, 2008).
          Semua protein didalam semua mahluk hidup tanpa mengandung fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hamper tidak terbatas (Purwo, 2010).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
          Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 11 November 2014 di Laboratorium Kimia dan Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a.     Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet ukur, pipet tetes, filler, penangas air, karet gelang, penjepit tabung reaksi, gelas beaker, rak tabung reaksi, tissue, dan stopwatch.
b.     Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquades, albumin, glisin 1 %, susu segar, larutan Ninhidrin, CuSO4 0,5 %, Pb Asetat, NaOH 10 %, dan 40 % dan Asetat 0,1 M dan 0,001 %.
Prosedur Kerja






HASIL PENGAMATAN
Tabel 3.1. Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin
Jenis Larutan
Perubahan Warna
Aquades
Bening
Glisin 1 %
Ungu Pekat
Albumin
Ungu

Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Uji Biuret
Jenis Larutan
Perubahan Warna
Aquades
Abu-abu
Glisin 1 %
Biru
Albumin
Coklat Pekat

Tabel 3.3. Hasil Pengamatan Uji Sulfur
Jenis Larutan
Hasil Uji
Glisin 1 %
Putih Bening
Albumin
Coklat Gelap

Tabel 3.4. Hasil Pengamatan Sifat Isoelektrik Protein

Nomor Tabung reaksi

1
2
3
4
5
6

pH

4,1
4,4
4,8
5,1
5,4
5,7
Jumlah Endapan
2
2
3
3
1
1
Keterangan :
Tidak ada endapan   = 1
          Sedikit endapan        = 2
          Banyak endapan       = 3



PEMBAHASAN
          Protein merupakan rantai asam amino dengan ikatan peptida yang terbentuk dari gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus asam amino yang alain. Asam amino sesuai dengan namanya terdiri dari gugus asam (-COOH) dan gugus amin (NH2). Asam amino digolongkan atas asam amino esensial dan non esensial, asam amino esensial adalah asam amino yang diperlukan tubuh namun tubuh tidak dapat mensintesis, sehingga harus dipasok dari bahan pangan (Yuanita, 2012).
Uji Ninhidrin merupakan uji umum yang digunakan untuk menentukan jumlah asam amino yang terkandung dalam protein. Uji ini dilakukan dengan cara menambahkan reagen Nnhidrin dan pemanasan selama 5 menit pada suhu 100ÂșC. Larutan yang diuji antara lain aquades, glisin 1 % dan albumin. Setelah pemanasan terjadi perubahan warna pada glisin 1 % dan albumin menjadi warna ungu pekat dan ungu. Semakin pekat warna yang dihasilkan berarti semakin tinggi kandungan asam amino pada larutan protein tersebut. Perubahan warna yang terjadi ini disebabkan karena adanya kandungan gugus karboksil (COOH) dan amina bebas (NH3) pada sampel protein tersebut sehingga berubah warna menjadi biru hingga ungu pekat. Sedangkan pada aquades tidak ada perubahan warna yang terjadi ini menunjukkan bahwa aquades bukan merupakan protein.
Uji Biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptida pada sampel protein. Komposisi dari reagen ini adalah senyawa kompleks yang mengandung unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N) dan merupakan hasil reaksi antara dua senyawa urea (CO(NH2)2). Dalam suasana basa (penambahan NaOH), ion Cu2+ yang berasal dari pereaksi Biuret akan bereaksi dengan –C0 dan –NH dari rantai peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna violet atau biru  keunguan (Fessenden, 2002). Percobaan ini menunjukkan bahwa didalam sampel tersebut terdapat ikatan peptida yang menggabungkan asam amino yang satu dengan asam amino yang lainnya. Sedangkan pada albumin dan aquades berturut-turut berwarna coklat pekat dan abu-abu. Terjadinya perubahan warna biru pada glisin disebabkan karena ion CU2+ yang berasal dari preaksi biuret bereaksi dengan gugus _CO dan _NH dari rantai peptida yang ada pada larutan glisin.



KESIMPULAN
          Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.  Protein merupakan rantai asam amino dengan ikatan peptida yang terbentuk dari gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amin dari asam amino lainnya.
2.  Perubahan warna pada uji Ninhidrin disebabkan karena adanya kandungan asam amino bebas dan gugus karboksiln pada larutan protein sehingga berwarna biru hingga ungu pekat.
3.  Perubahan warna pada larutan disebabkan karena ion yang berasal dari pereaksi Biuret bereaksi dengan gugus –CO dan –NH dari rantai peptida sehingga berwarna biru.
4.  Pada uji Sulfur akan terjadi perubahan warna menjadi coklat gelap atau hitam jika pada suasana basa.
5.  Semakin mendekati titik Isoelektrik, maka endapan yang terbentuk semakin banyak ini terjadi pada pH 4,8 dan 5,1 karena pada pH tersebut menggunakan sedikit larutan asetat.


Nb : Daftar Pustaka di Halaman terpisah... ^_^ Klik Disini