ACARA IV
PENGUJIAN LEMAK
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak
yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut
nonpolar, seperti kloroform, benzene atau eter. Asam lemak adalah komponen unit
pembangun kloroform, benzene atau eter. Asam lemak adalah asam organik berantai
panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus
karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat
kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau
berlemak. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen
dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan
asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya (Poedjadi, 2009). Oleh karena itu, perlu
dilakukan praktikum ini untuk mengetahuai pengaruh jenis pelarut terhadap sifat
kelarutan lemak, mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai jenis lemak, dan
mengetahui sifat penyabunan dua jenis garam asam lemak (sabun).
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahuai pengaruh jenis pelarut
terhadap sifat kelarutan lemak, mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai
jenis lemak, dan mengetahui sifat penyabunan dua jenis garam asam lemak
(sabun).
TINJAUAN
PUSTAKA
Lipid
adalah senyawa biomolekul yang tidak larut dalam air, sehingga terikat pada
plasma sebagai mekanisme transport dalam serum. Lipid dapat diekstraksi dengan
pelarut organik seperti eter, benzene dan kloroform dan tetraklormetana. Lipid
penting karena memilki nilai energi yang tinggi, bahan isolasi dan pelindung
yang terdapat pada jaringan-jaringan dibawah kulit dan
mengelilingi organ-organ tertentu misalnya jaringan syaraf (Riawan, 2009).
Lemak
adalah salah satu komponen makanan multifungsi yang sangat penting pada
kehidupan. Selain memilki sisi positif, lemak juga mempunyai sisi negatif
terhadap kesehatan. Fungsi lemak dalam tubuh antara lain sebagai sumber energi,
bagian dari membrane sel, mediator aktivitas aktivitas biologis antar sel,
isolator dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh, pelindung organ-organ tubuh serta pelarut vitamin A, D, E dan K.
Penambhan lemak dalam makanan memberikan efek rasa lezat dan tekstur makanan
menjadi lembut serta gurih. Di dalam tubuh, lemak menghasilkan energi dua kali
lebih banyak dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, yaitu 9 Kkal/gram
lemak yang dikonsumsi (Sartika, 2008).
Minyak dan
lemak termasuk lipid netral. Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam
gizi kita yaitu sebagai sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E
dan K. Setiap gram lemak mengandung 2,25 kali dari jumlah kalori yang
dihasilkan oleh satu gram protein atau karbohidrat. Satu gram minyak atau lipid
dapat menghasilkan 9 kkal/gram, sedangkan karbohidrat dan protein hanya
menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati,
mengandung asam-asam lemak esensial
seperti asam linoleat, asam linolenat dan asam arkidonat yang dapat mencegah
penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol (Winarno dalam
Oktaviani, 2009).
Asam lemak
adalah bagian penting dari seluruh jaringan tubuh dan merupakan bagian utama
senyawa fodpolipid membran sel. Dalam tubuh, asam lemak tidak hanya diperkukan
untuk sintesa membran, modifikasi protein dan kabohidrat, pembangunan beberapa
elemen struktur dalam sel dan jaringan, menghasilkan senyawa penanda dan bahan
bakar, tetapi juga untuk melarutkan berbagai macam bagian seluler serta
ekstraseluler yang sulit larut dan
nonpolar (Tuminah, 2010).
Secara
kimia, lemak dibagi menjadi tiga yaitu lemak sederhana, lemak majemuk dan
turunan lemak. Lemak sederhana yaitu apabila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol,
biasanya berupa gliserol serta menghasilkan asam lemak. Lemak majemuk yaitu
apabila dihidrolisis akan mengahasilkan alkohol, asam lemak dan senyawa lainnya
seperti fosfat, asam amino, basa organik, seperti kolin atau betain. Lemak
majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam
molekulnya, sehingga lebih mudah berinteraksi dengan air. Turunan lemak yaitu
berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis
lemak terdahulu, yang termasuk dalam kelompok ini adalah gliserol dan berbagai
alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak dengan ikatan rangkap (ikatan
tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh) (Sistiawan, 2011).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Selasa, 18 November 2014 di Laboratorium Kimia dan
Biokimia Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan
Bahan Praktikum
a.
Alat-alat Praktikum
Adapun alat-alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet ukur, pipet
tetes, gelas piala, filler, rak
tabung reaksi, kertas label, tissue dan
erlenmeyer.
b.
Bahan-bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah kloroform, aquades, etanol, minyak baru, minyak bekas, sabun 1 %, deterjen 1 %, CaCl2 0,5 %, MgCl2
0,5 %, FeCl2 0,5 %, asam asetat kloroform dan I2.
Prosedur Kerja
HASIL PENGAMATAN
Tabel 4.1. Hasil
Pengamatan Jenis Pelarut Terhadap Kelarutan Lemak
Jenis
Pelarut
|
Minyak
Goreng
|
Aquades
|
Atas
kuning keruh, bawah putih bening (tidak terlarut)
|
Kloroform
|
Kuning
bening (terlarut)
|
Etanol
|
Atas
putih keruh, bawah kuning bawah (tidak menyatu)
|
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Sifat
Penyabunan dari Dua Jenis Garam Asam Lemak
Larutan
Uji
|
Sabun
|
Deterjen
|
CaCl2
0,5 %
|
+3
|
+2
|
MgCl2
0,5 %
|
+2
|
+2
|
FeCL2
0,5 %
|
+1
|
+1
|
Aquades
|
+3
|
+3
|
Minyak
|
+2
|
+1
|
Keterangan : +1 :
Sedikit Busa
+2 :
Banyak Busa
+3 :
Sangat banyak Busa
Tabel 4.3. Hasil
Pengamatan Uji Ketidakjenuhan Dua Jenis Minyak
Sampel
|
Warna
Iodin
|
Setelah
5 Menit dalam Suhu Kamar
|
Aquades
|
++
|
Sebagai
control
|
Minyak
Baru
|
+
|
Kejenuhan
turun, intensitas
|
Minyak
Bekas
|
+++
|
Iodium
tidak terikat, ikatan rangkap
|
Keterangan :
+ = Merah Muda Bening
++ =
Merah Muda
+++ =
Merah Muda Keras
PEMBAHASAN
Lemak
adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),
kloroform (CHCl3), benzene dan hidrokarbon lainnya. Lemak sederhana
merupakan eter dari asam lemak. Hidrolisis dari suatu lemak akan dihasilkan
suatu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Lemak dan minyak keduanya
adalah lemak sederhana, perbedaannya terletak pada banyaknya ikatan rangkap
(ketidakjenuhan). Lemak air dalam tempratur kamar disebut minyak (oil), sedangkan yang berbentuk padat
disebut lemak (fat) (Andriyanto,
2013).
Uji
kelarutan lemak terhadap tiga pelarut yang digunakan yaitu kloroform, aquades,
dan etanol. Setelah masing-masing pelarut tersebut ditambahkan 2 ml minyak
terjadi penyatuan atau terlarut hanya pada kloroform, sedangkan pada aquades
dan etanol tidak terjadi. Penyatuan yang terjadi dikarenakan kloroform
merupakan larutan non-polar sehingga adanya momen dipole pada zat terlarut
maupun pelarutnya sehingga mampu berikatan dan berinteraksi dengan sesamanya.
Ketidaklarutan yang terjadi pada aquades dan etanol disebabkan karena kedua
larutan tersebut merupakan larutan polar sedangkan minyak tidak larut dalam
larutan polar sehingga sukar terjadinya penyatuan antara kedua larutan tersebut
dengan minyak. Pada aquades, minyak berada pada bagian atas larutan karena
massa jenis minyak lebih kecil daripada massa jenis air. Sedangkan pada etanol,
minyak berada pada bagian bawah karena massa jenis etanol lebih kecil daripada
massa jenis minyak.
Uji
penyabunan lemak digunakan 5 jenis larutan yaitu CaCl2 0,5 %pada
gelas piala 1 dan 5, MgCl2 0,5
% pada gelas piala 2 dan 6, FeCl2 0,5 % pada gelas piala 3 dan 7,
aquades pada gelas piala 4 dan 8, minyak pada gelas piala 5 dan 10. Gelas piala
1-5 diberi sabun sedangkan gelas piala 6-10 diberi deterjen. Larutan CaCl2
yang diberikan sabun menghasilkan sangat banyak sabun sedangkan yang
diberikan deterjen menghasilkan banayak sabun. Larutan MgCl2 pada
kedua gelas piala yang masing-masing diisi sabun dan deterjen menghasilkan
banyak busa. Larutan FeCl3 menghasilkan sedikit busa pada kedua
gelas pila. Larutan aquades pada kedua gelas piala menghasilkan sangat banyak
busa dikarenakan air merupakan senyawa polar dan sabun alkalinya bersifat
non-polar sehingga ada gaya tarik menarik yang mengakibatkan gumpalan-gumpalan
berbentuk koloid yaitu busa, aquades
merupakan jenis air yang tidak atau bukan sadah sehingga menghasilkan sedikit
busa. Larutan minyak yang diberikan sabun menghasilkan banyak busa dan pada
deterjen menghasilkan sedikit busa. Dari hasil yang didapat diketahui bahwa
hamper pada semua larutan, yang diberikan sabun menhasilkan busa yang lebih
banyak dibandingkan larutan yang diberikan deterjen. Ini disebabkan karena
adanya kesadahan air pada larutan tersebut. Air sadah merupakan air yang
mengandung logam-logam seperti Cu2+,
Mg2+, Fe2+ dan lain sebagainya. Kesadahan air
dapat menurunkan efesiensi dari sabun dan deterjen. Ini dibuktikan dengan
adanya perbedaan jumlah busa yang dihasilkan antara sabun dan deterjen ini
dikarenakan sabun dan deterjen memilki sufaktor yaitu senyawa yang dapat
menurunkan tegangan permukaan air. Jadi sabun memilki efisiensi yang lebih
besar disbanding dengan efisiensi deterjen karena sabun menghasilkan lebih
banyak busa dibandingkan dengan deterjen pada air sadah. Semakin banyak busa
yang dihasilkan setiap larutan menandakan tingkat penyabunan yang terjadi
semakin tinggi.
Uji
ketidakjenuhan lemak, percobaan ini
bertujuan untuk menunjukkan adanya ikatan tidak jenuh. Pada percobaan
ini digunakan 3 jenis sampel yaitu aquades, minyak baru dan minyak bekas setiap
larutan kemudian ditambahkan asam asetat kloroform dan larutan iodium dan
digoyangkan agar tercampur. Pada larutan aquades setelah ditetesi larutan
iodium menghasilkan warna merah muda, warna ini merupakan warna netral karena
aquades hanya sebagai control. Pada larutan minyak baru menghasilkan warna
merah muda bening, warna iodium pada larutan apling pudar daripada yang lain
disebabkan karena minyak baru mempunyai ikatan rangkap paling banyak daripada
yang lain. Iodium tersebut mereduksi ikatan
rangkap pada minyak baru menjadi ikatan tunggal, karena banyaknya ikatan
rangkap yang diputus, maka warna iodium semakin pudar. Pada larutan minyak
bekas menhasilkan warna merah muda keras karena tidak terjadi pemutusan rantai
rangkap oleh iodium. Iodium tidak mampu lagi memutuskan rantai rangkap pada
minyak bekas, karena minyak bekas sudah mengalami proses pemanasan yang terus
menerus sehingga terhidrolisis dan rantai rangkapnya menjadi ikatan rantai
rangkap tidak jenuh. Ketidakjenuhan pada lemak ditunjukkan dengan kepudaran
warna iodium. Semakin pudar warna iodium, maka sampel semakin tidak jenuh yaitu
pada minyak baru.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Lemak adalah senyawa organik yang tidak dapat larut dalam
air, tetapi larut pada larutan nonplar seperti kloroform, eter, atau benzene.
2.
Kelarutan lemak terjadi pada larutan nonpolar yaitu,
kloroform, sedangkan pada aquades dan etanol tidak terjadi penyatuan karena
merupakan larutan nonpolar.
3.
Kesadahan air dapat menurunkan efisiensi dari sabun dan
deterjen, ini dibuktikan dengan adanya perbedaan jumlah busa yang dihasilkan
dari sabun lebih banyak dibandingkan deterjen.
4.
Ketidakjenuhan suatu sampel yang ditandai dengan
kepudaran warna dari iodium disebabkan karena larutan iodium memutuskan ikatan
rangkap menjadi ikatan tunggal.
5.
Sabun menghasilkan busa yang banyak dibandingkan dengan
deterjen, semakin banyak busa yang dihasilkan menandakan tingkat penyabunan
yang terjadi semakin tinggi.
Nb : Daftar Pustaka ada Di halaman yang berbeda ^_^
Klik Disini